Welcome To "Park Yoo Ra's Mini Home" !! :D

Welcome To "Park Yoo Ra's Mini Home" !! :D

I LOVE SUPER JUNIOR

shindong donghae yesung kangin sungmin kyuhyun kibum hankyung heechul eunhyuk ryeowook siwon leeteuk

Welcome

Welcome to my Mini Home!! :D

Perkenalan duluu.. namaku Farah Arinda.. Tinggal di kota nan kecil dan.. panaaaasss.. yaitu Depok, Jawa Barat.. sekarang kelas 11 IPA SMA di sebuah sekolah tak jauh dari rumah tercinta, yaitu di SMA Negeri 3 Depok..

Aku termasuk anak BL yaitu Badminton Lover.. terutama KiNdra Mania!
Aku juga suka K-Pop.. trutama Dong Bang Shin Ki/Tong Vfang Xien Qi/Tohoshinki dan Super Junior..

Oh iya... kalau mau mengenal aku lebih dekat, bisa add fb aku di babydisco@rocketmail.com atau follow twitter aku di @farah_elfish terus mention aku biar ku follback... aku juga sekarang lebih aktif di twitter, jd mendingan twitter aja deh.. :)

Isi blog-ku bakal penuh sama curhatan nan gak penting.. jadi yaa.. maklumkan saja.. hahaha..

Sekian dulu dari ku.. :)
selamat membaca postingan yg super duper ga penting.. hha!

Kamsahamnida..
Arigatou..
Thank You..
Terima Kasih..

Super Junior - BONAMANA

Super Junior - BONAMANA

Mengenai Saya

Foto saya
ada yg ngmg farah itu anak.a ngeselin cz farah tuh suka hebuoh sendiri sm yg mengenai cwo boy band korea yg ca'em ato yg namanya HENDRA SETIAWAN (pmaen badminton, psgn Markis Kido) tp.. ya.. itu hnya pendapat dr segelintir org.. ga tw klu dr anda smw.. hha.. bnyk ngobrol aja sama farah di fb/fs/ym : babydisco@rocketmail.com

Jumat, 26 Maret 2010

Sweet as Sugar [One Shoot NC +21]

Diposting oleh Farah CassiElf di 23.36
humm..
bagi yang belom 17 tahun jangan baca ini..
reader : emg umur lo brp?
gue : gue? 15..
reader : kok lo boleh baca
gue : gue ga baca.. gue bikin..
reader : oh.. yaudah..
gue : ahahaha~ dasar begoo..

yah.. FF NC 21+ pertama gue.. bikin.a sampe gue mengucurkan keringat.. di otak gue campur aduk, antara mikirin cerita ama DOSA
astagfirullah..
sumpah yaaa.. gue.. aish.. apakah ntar kalo gue udh nikah, gue bakal ngelakuin ini?
huweekkk...
ptma kali gue baca NC 21+, gue antara pengen nangis sm pengen muntah.. hha..
tp lama2.. biasa aja sih..
yodah, ini dia.. FF terlarang gue.. *helahh*
oiyaaa..
bagi kalian yang di sekolahnya ada pelajaran bahasa mandarin dan pake buku cetak yang di depannya ada gambar tembok besar cina dan candi borobudur, pasti sdh tdk asing dgn nama Li Fang dan Yunlong.. ahahahah~ yup, itu nama dari buku cetak itu.. hha~

CAST : Lee Jiyeon and Lee Donghae

GENRE : Romantic for Adults

RATING : No Children 21+

Aku menatap diriku di cermin yang tingginya hampir sama dengan tinggiku. Terpampang bayangan diriku… Wajahku tidak menyiratkan ekspresi apapun. Aku bingung bila ingin sedih, bingung bila ingin senang. Seorang stylist merapikan sedikit gaun pengantin berwarna putih yang sudah membalut ditubuhku.
“Sudah selesai… acaranya akan dimulai satu jam lagi,” kata stylist itu.
“Terima kasih…” kataku.
“Kau terlihat cantik…” kata Li Fang, temanku di rumah sakit yang dari Beijing.
“Hm… terima kasih…” kataku sambil tersenyum kecil.
“Kenapa? Kau tidak senang?” tanyanya sambil mendekatiku.
“Bagaimana aku memberi tahumu perasaanku? Aku sendiri bingung bagaimana perasaanku…” kataku.
“Bukankah ia pria yang baik? Kau sudah berpacaran dengannya selama… aku saja lupa…”
“Dua tahun… tapi itupun kami di jodohkan.”
“Kalian serasi kok… yah, meskipun terkadang kalian seperti dua anak kecil yang susah diatur… tapi pasti malam pertama kalian akan menjadi pasangan yang romantis.”
“Hm… ah? mwo? Malam pertama?” ulangku. Mendengar kata ‘malam pertama’ membuat perutku langsung mulas.
“Ne, malam pertama… hum… malam pertamaku dengan Yunlong lancar sekali… aku harap malam pertamamu akan berhasil.”
“Hahaha… Yunlong pria yang romantis… Donghae? Kau tahu sendiri…”
“Jiyeon-ah~” tiba-tiba Donghae muncul di pintu.
“Oppa… ada apa?” kataku sambil menoleh kearahnya.
“Jiyeon-ah, aku pergi dulu ya…” kata Li Fang sambil beranjak dari duduknya.
“Mau kemana?” tanyaku.
“Hanya ingin ke Yunlong saja… sampai ketemu,” lalu ia keluar dari ruangan.
Donghae menutup pintu lalu mendekatiku. Ia sudah mengenakan tuxedo berwarna hitam, dan ia terlihat… tampan.
“Kau terlihat cantik…” katanya lalu mengelus pipiku.
“Jangan rusak make up-ku! Kau tahu aku paling benci di make up…” kataku sambil melepas tangannya dari pipiku. Ia hanya tersenyum, lalu ia mendekatkan bibirnya ke bibirku tapi aku langsung mendorongnya pelan.
“Jangan sekarang… kau tahu kan aku tidak bisa memakai lip stick dengan benar,” kataku.
“Haha… arrasseo…” katanya. Lalu seseorang mengetuk pintu.
“Masuklah,” kataku. Seseorang membuka pintu, ternyata salah satu panitia pernikahan.
“Ayo, kalian harus bersiap-siap. Acara mau dimulai…” katanya. Lalu kami berdua keluar dari ruangan. Pernikahanku akan dimulai…

Lee Jiyeon… seorang dokter specialist bedah di rumah sakit yang lumayan ternama di Seoul. Tiga tahun yang lalu dijodohkan dengan pria yang merupakan seniornya di rumah sakit yang sesama dokter bedah, Lee Donghae. Akhirnya mereka berpacaran selama dua tahun.

Pernikahanku dihadiri oleh teman-teman dokter di rumah sakit, juga ada beberapa teman kuliahku. Setelah kami sah menjadi suami istri dan acara resepsi selesai, kami dipulang untuk malam pertama kami.
Di perjalanan, aku jadi agak tegang. Bagaimana rasanya malam pertama? Aku tak tahu…
“Ada apa?” tanyanya sambil memegang tanganku.
“Tidak apa-apa…” jawabku.
“Bohong,”
“Apa kita akan melaksanakan malam pertama? Apa yang akan kita lakukan di malam pertama?” tanyaku.
“Kita akan praktek percobaan untuk pertama kalinya. Semoga saja langsung bisa…” katanya sambil tersenyum.
“Praktek?” ulangku bingung.
“Ne… kau ini dokter, harusnya kau mengetahuinya…”
“Aku bukan dokter seks.” Ia masih tersenyum melihatku. Lalu ia mendekatkan bibirnya pada bibirku dan mencium bibirku erat. Aku ingat, kami ada di mobil, dan didepan ada sopir yang mengendarai mobil, aku segera melepas ciumannya.
“Yah, didepan kan ada sopir…” kataku berbisik.
“Aku lupa… haha…” katanya lalu menjauh dariku.
“Yah, kau janji akan berubah menjadi lebih dewasa kan?” tanyaku.
“Kau juga harus…” katanya.
“Kau bisa romantis kan?” tanyaku.
“Hum… doakan saja…” katanya.
Kami menjadi terdiam. Aku memikirkan kata-katanya. Praktek? Praktek? Kata Li Fang, malam pertamanya lancar… aish, apa sih? Hum… aku jadi teringat, dulu aku pernah menonton film biru dengan teman sesama kos-ku waktu masih kuliah. Benar-benar menjijikan. Ah? Omona… jadi…
“Oppa! Maksudnya malam pertama adalah… kita akan membuat anak?!” tanyaku padanya.
“Memangnya kau kira apa? Aish… istriku yang bodoh…” katanya.
“Mwo? Aish… jinjja… aku…” aku jadi kebingungan.
“Pasti bisa… aku yakin kau pasti bisa…” katanya tersenyum padaku.

Lalu mobil pun berhenti. Kami keluar dari mobil. Setelah masuk kedalam rumah, ia menarikku untuk naik ke lantai atas. Hingga kami sampai di sebuah kamar. Ia membukakan pintunya dan menyuruhku masuk duluan. Ia masuk ke kamar itu dan menutup pintunya.
“Oppa… kita…” belum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku dengan bibirnya. Ia melepasnya, lalu tangannya melepas perhiasan di rambutku. Ia menarik resleting gaunku dan menurunkan gaunku. Ia menanggalkan semua bajuku. Wajahnya terlihat tenang. Setelah ia menanggalkan semua bajuku, ia juga melepas semua bajunya. Aku tak bisa berkata apapun. Mulutku seakan bisu seribu bahasa. Setelah ia melepas seluruh bajunya, ia menjatuhkan ku kekasur. Ia pun juga menjatuhkan dirinya di kasur. Ia menarik selimut dan menyelimuti kami berdua.
“Oppa… jadi ini maksudnya…” kataku lemah.
“Ne… wae? Kau belum mau?” katanya.
“Tidak apa… kita lakukan sekarang saja…” kataku. Ia membelai pipiku, ia meraba payudaraku, perutku… Ia mendekatkan badannya ke badannya… Ia mencium bibirku dengan kencang. Akupun meresponnya. Tanganku meraba dadanya dan menelusuri punggungnya yang halus. Bibir kami terus saling melumat. Lidahnya terasa menari-nari di mulutku. Aku sudah mengerti. Malam pertama akan segera dimulai.
Badan kami saling menempel dan sangat erat. Ia melepas bibirnya dari bibirku, ia mulai mencium leherku dan payudaraku. Rasanya agak sakit. Tangan kami saling meraba badan satu sama lain. Tangannya tak henti-hentinya memijat punggungku dan dadaku.
Lalu tiba-tiba sesuatu masuk ke lubang vagina ku dan rasanya sakit.
“Oppa sakit…” aku mendesah sambil memeluknya. Ia memelukku lebih erat dan ia mengeluarkan lagi bendanya dari lubangku.
“Mianhae… kita pelan-pelan saja ya?” katanya. Ia membelai kepalaku dan mencium bibirku lagi. Tangannya menelusuri punggungku hingga ia sampai ke pinggangku lalu menelusuri perutku hingga sampai ke payudaraku. Lalu rasa sakit itu muncul lagi. Aku berusaha menahannya.
“Oppa…” desahku. Ia mencium bibirku lagi sambil terus memasukkannya.
“Tenanglah…” bisiknya lalu mencium bibirku lagi. Aku mempererat ciumanku untuk mengalihkan rasa sakit. Mataku terus terpejam untuk menahannya. Tidak apa. Untuk malam ini tidak apa. Akhirnya ia mengeluarkannya lagi. Ia melepas bibirnya dari mulutku.
“Jiyeon-ah… kau ingin bayi perempuan atau laki-laki?” tanyanya sambil menyeka keringat di wajahku.
“Aku ingin… bayi perempuan dulu…” kataku sambil tersenyum.
“Tapi aku ingin bayi laki-laki dulu…” katanya.
“Aniyo… bayi perempuan…”
“Bayi laki-laki akan menjadi anak pertama di keluarga kita.”
“Bayi perempuan oppa!”
“Laki-laki!”
“Perempuan!” kataku sambil terbangun.
“Laki-laki!” katanya ikut terbangun.
“Aniyo oppa! Perempuan! Dia akan menjadi perempuan yang cantik sepertiku!”
“Bayi laki-laki! Dia akan menjadi setampan diriku!”
“Tidak mau! Aku mau bayi perempuan! Dia akan…” belum selesai aku berbicara, ia langsung memelukku dan mencium bibirku erat sekali. Lalu kami terjatuh lagi ke kasur. Desahan demi desahan terlontar. Mataku terpejam menikmatinya. Kami lupa dengan pertengkaran a la bocah tadi. Tangannya meremas payudaraku… lalu tangannya naik ke kepalaku dan mendorong kepalaku supaya ciumannya semaki erat. Lalu rasa sakit itu muncul lagi. Sekuat tenaga aku menahanya sambil terus mempererat ciumanku. Lalu beberapa menit kemudian ia mengeluarkannya lagi. Ia melepas bibirnya dari bibirku. Nafasnya yang terengah-engah menerpa wajahku. Ia tersenyum padaku.
“Seharusnya malam pertama bukan untuk bertengkar…” katanya lalu membelai rambutku.
“Oppa yang memulai…” kataku lemah.
“Ne… mianhae…” katanya lalu mencium bibirku.
“Aku lelah…” kataku.
“Sekali lagi bagaimana?” katanya.
“Baiklah… setelah itu cukup untuk malam ini…” kataku. Akhirnya ia merapatkan lagi badannya ke badanku, lalu mencium bibirku lagi. Kali ini ia melepas bibirnya dan bibirnya mendarat ke leherku. Rasa sakit itu muncul lagi dan aku mulai terbiasa dengan rasa itu. Aku meremas bahunya untuk menahan rasa sakit.
“Tahanlah…” bisiknya. Setelah beberapa menit, ia akhirnya mengeluarkannya. Tanganku berhenti meremas bahunya. Ia melepas bibirnya dari leherku. Aku menelentangkan badanku dikasur sambil terengah-engah.
“Kau lelah ya?” tanyanya.
“Ne… lelah… oppa… aku haus…” kataku. Lalu ia mengambil gelas berisi air dari meja di sampingnya.
“Minumlah…” katanya memberikan gelas itu. Aku bangun dan menerima gelas itu lalu meminumnya.
“Tidurlah… Kita selesai malam ini…” katanya. Lalu aku menidurkan diri di kasur dan terlelap.

The End

"Semelekum!! mamaaaahh!!!" tiba-tiba terdengar teriakan anak kecil dari luar rumah. Aku terkaget. Anak perempuanku itu memang senang sekali berteriak-teriak.
"Wa'alaikum salam! Ya ampun... ga usah teriak-teriak dong..." kataku. Dia masuk ke kamarku, dibelakangnya ada suamiku yang mengikutinya dari belakang. Dia langsung naik ke kasurku.
"Eh! lepas dulu sepatunya ah! Kamu ini..." kataku. Dia langsung melempar sepatunya dengan asal ke lantai.
"Aku sebel deh ma! masa tadi papa telat jemput aku!" katanya dengan mulut merengut.
"Tadi dia pulangnya lebih cepet, jadi ya mana tahu papa..." kata suamiku membela diri. Aku cuma tertawa melihatnya.
"Mama lagi baca apa? Si Unyil yah?" katanya lalu membuka jilid-an yang tadi ku baca.
"Eh, ga boleh! ini kerjaan mama. Udah sana kamu ganti baju dulu, ntar kita jalan-jalan!" kataku sambil merebut jilid-an tadi. Dia sepertinya agak kesal lalu pergi dari kamarku.
"Baca apa sih?" tanya suamiku yang ternyata juga penasaran.
"Hahaha... dulu kan aku suka bikin-bikin fan fiction. Itu loh, cerita khayalan gituu.. hahaha... aku pernah bikin NC 21+, bacanya kocak dah.."
"Liat dong," lalu dia merebut jilid-an yang kupegang. Dia membaca sambil tiduran di sebelahku.
"Gimana?" tanyaku
"Belom juga selese..." katanya masih terus membaca.
"Yahelah, berlebihan banget sih? perasaan malem pertama kita ga segininya..." katanya sambil memberikan jilid-an tadi.
"Tapi kan kita paling gak tiduran sambil pelukan pah.." kataku.
"Tapi ya gak sampe begini kayaknya. Telanjang aja kaga... berlebihan ah..." katanya lalu pergi ke kamar mandi.

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!!! *geje*


0 komentar:

Posting Komentar

 

Park Yoo Ra (Farah)'s Mini Home Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez